Petani Kota Solok Dilatih Bertani Tanpa Tanah

Solok, (InfoPublikSolok) – Perkembangan teknologi pertanian semakin pesat, banyak cara agar seseorang bisa bertani walau tidak punya lahan, diantara teknologi tersebut adalah hidroponik, aquaponik, tabulampot, vertikultur dan roof top.

Selama ini, bertani identik dengan pemanfaatan lahan dan lahan diartikan dengan tanah. Dengan demikian jika seseorang tidak mempunyai lahan maka orang tersebut tidak bisa bertani atau bertanam.

Kota Solok sebagai wilayah perkotaan yang sedang tumbuh pesat, sebagian masyarakatnya tidak lagi mempunyai lahan yang memadai untuk bertani.

Berdasarkan kondisi demikian, Dinas Pertanian Kota Solok mengadakan pelatihan teknologi budidaya tanaman dengan cara hidroponik dengan narasumber, Ir. Farida Artati, Peneliti Muda dan Winda Rahayu, S.ST, Penyuluh pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Barat di Sukarami.

Peserta pelatihan adalah anggota kelompok tani yang mempunyai lahan sempit sebanyak 25 orang yang terdiri dari 15 orang dari Kecamatan Lubuk Sikarah dan 10 orang dari Kecamatan Tanjung Harapan.

Sekretaris Dinas Pertanian Kota Solok, Ir. Adri Yetti, membuka pelatihan yang bertempat di Aula Dinas Pertanian Kota Solok pada Rabu (20/3/2019) didampingi Kepala Bidang Penyuluhan Ir. Zeldi Efiza, Kepala Seksi Penerapan Teknologi, Fathoni Abdillah, S.Pt., M.Eng beserta jajaran di Bidang Penyuluhan.

Dalam sambutannya, Ir. Adri Yetti berpesan agar peserta serius mengikuti pelatihan sampai selesai sehingga dapat memahami dan menyerap materi teknologi hidroponik yang diajarkan narasumber dari BPTP.

“Teknologi Hidroponik adalah teknologi yang sedang diminati oleh masyarakat karena hasil tanamannya yang segar dan sehat. Banyak peluang bagi petani kita untuk mengembangkan teknologi ini,” kata Ir. Adri Yetti.

Sedangkan, Ir. Farida Artati dalam materinya memberikan penjelasan tentang hidroponik, prospek hidroponik, kelebihan dan keuntungan hidroponik, nutrisi hidroponik dan media tanamnya.

“Ada beberapa teknik hidroponik yaitu Aeroponic System, NFT (Nutrient Flow Technique), DFT (Deep Flow Technique), Ebb dan Flow SystemWater Culture SystemWick System dan Drip Irrigation System,” papar peneliti yang membidangi Urban Farming ini.

“Banyak sampah terbuang yang bisa dijadikan peralatan hidroponik semisal botol atau gelas air minum kemasan dan jerigen minyak goreng. Dengan demikian peserta tidak perlu kuatir dengan biayanya, yang terpenting serius untuk untuk mengembangkan hidroponik,” lanjut peneliti yang enerjik ini.

Dalam penjelasan tambahan, peneliti senior BPTP ini menuturkan bahwa petani hidroponik telah ada asosiasinya sehingga menambah peluang bagi petani kota Solok yang serius ingin mengembangan teknologi ini dengan menjadi anggota asosiasi.

Pada sesi terakhir, peserta pelatihan disuguhi praktek yang dipandu narasumber Winda Rahayu, S.ST. Dalam praktek ini peserta diperlihatkan bagaimana bertanam dalam media tanam rock wool. (fa)

sumber : https://infopublik.solokkota.go.id/petani-kota-solok-dilatih-bertani-tanpa-tanah/


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.